Friday 6 January 2017

Berawal Dari Tatap

""Suka itu, berawal dari kebiasaan", gitu jadi kalo kamu suka sama orang, nah kamu harus bisa buat diri kamu  jadi salah satu kebiaasan dari dia, biar kamu disukai dia. Sama kek ngerjain matematika, kalo kamu udah kebiasaan sama matematika itu artinya kamu udah suka sama matematika. gitu." Kata Mas Budi, guru les matematika gue, yang hobinya ngasih 'kata-kata mutiara', salah satunya ya kek ini. Dalam hati guepun  hanya terbesit, bahwa kalo gue suka sama cewe, gue harus bisa ngebuat dia terbiasa sama gue dulu, biar nantinya ada perasaan saling suka, karena suka berawal dari kebiasaan. gue pikirin lagi, omongan mas Budi saat itu, saat ini emang gue lagi gundah, gundah suka sama orang. Binggung mau gimana, salah tingkah melulu. Emang, kalo orang lagi jatuh cinta itu sulit diprediksi. Ya, sama kek gue ini lagi sulit diprediksi, ada kalannya gue ini ngelamun ditepian kolam belakang rumah, dan ada kalannya gue berak di kamar mandi dan ga selesai-selesai. Tapi, kalo yang berak sih, kek nya engga ada hubungannya deh. hehe. ;)

Gue ini adalah remaja labil, kadang bisa percaya diri kadang engga, kadang kreatif kadang engga, kadang suka sama dia, kadang juga bisa suka sama kamu. gitu, sumpah labil banget. Banyak yang bilang kalo gue ini cowok "buaya" gue sih cuek, karena kalo pandangan gue sendiri sih, gue gonta ganti pasangan cuman karena belum yakin kalo dia itu bisa serus banget sama gue. gitu. Dan gue sering heran sama orang yang putus-nyambung sama pasangannya. Emang perasaan kek benang? bisa digunting terus diiket lagi biar nyambung ?. Engga kan ? perasaan ini beda. Jujur, aja gue engga bisa ngejelasin. binggung ngebikin kalimatnya. gue baru kelas satu SMA dan pastinya untuk seumuranku pasti udah kenal dan ngerti apa sih pacaran dan sebagainnya. gue sendiri udah gonta-ganti gebetan dari awal masuk sekolah, abis menurut gue mereka engga bisa serius. but, listen kala waktu ini gue baru kenalan sama cewek yang namanya Ani, iya Ani, cukup pendek buat sebuah nama panggilan, tapi bukan itu yang ngebuat gue suka sama dia, tapi kisah kita. Ciyee. Jadi gini, awal masuk sekolah udah dimulai sejak 2 bulan yang lalu, dan sama seperti cerita gue yang sebelumnnya, gue masuk Peleton Inti disekolah, dan kalian tau juga di cerita sebelumya, gue suka sama cewek dan akhirnya sampai saat ini kita udah engga kontak-kontakan lagi, apalagi tegur-sapa. Dan kabar baiknya, gue udah kenal cewek cantik, ya walau engga cantik-cantik amat sih, ya cuman diannya aja yang manis. Dia juga ikut Peleton Inti. Awalnya gue belum kenal ama dia sih.. Emang bener kata pepatah " Tak kenal, maka tak sayang " belom kenal aja udah ada perasaan sayang, apalagi kalo dah kenal.
    Jadi gini, gue mulai kenal ama dia itu waktu mau diadain TC, ya semacam uji buat calon anggota TONTI. gitu. dan beruntungnya gue dapet satu kelompok sama dia, satu kelompok sama dia tu ngerasa ngebuat gue jadi semangat dalam ngelakuin hal ini, padahal yang kalian tau gue ini orang nya malesan dalam ngerjain sesuatu. sumpah!. Dan, satu kelompok sama dia, gue manfaatin buat kenal lebih dalam tentang dia. Hahah.. :D. Waktu itu hari Sabtu, gue dah siap buat ngejalanin "misi" ini. "Selesai pulang sekolah seluruh calon anggota tonti diharapkan berkumpul di depan lapangan volly di depan sekolah" ucap kakak panitia tadi sewaktu istirahat. Gue dah ga sabar, buat ngelakuin hal itu. Bel pulang pun berbunyi, hati gue gembira tak terkira, tiba-tiba ada kakak kelas, mengatakan kita kita disuruh ganti baju, dalam waktu 15 menit lalu langsung kedepan lapangan volly. Setelah mendengar perintah tersebut, gue langsung bergegas mengganti pakaian ku, gue lucutin tuh semua dengan cepat, tak lupa topi andalan gue yang sampai saat ini belum gue cuci heheh :D. gue langsung cabut dari ruang kelas menuju lapangan volly. Bentar, sebelum itu, gue panggil satu tim kelompok gue, termasuk Ani. " Ni, ayo kamu dah siap belum udah 10 menit nih, buruaan.. " kata gue ke dia . " iya maaf, kamu duluan aja sana, nanti aku nyusul, absen dulu buat kelompok kita " Jawabnya. Mendengar kalimat itu, gue langsung ninggalin dia, dan langsung bergegas menuju lapangan Volly, gue hitung dari awal" kelompok 1, 2, 3, 4, nah yang yang sebelah sini mesti bagian buat kelompok 5 " pikirku dalam hati. Tanpa lama kelamaan gue menempatkan diri disamping kelompok 4. Kuhitung anggota kelompokku, "1,2,3,4,5,6,7,8, nah dah lengkap" batinku dalam hati. Selepas itu, ketua kelompok disuruh untuk menyiapkan barisan kelompoknya, dan mengumpulkan semua barang bawaan yang sudah kami persiapkan, dengan cepat semua selesai, dan kami disuruh menuju lapangan upacara utnuk, Apel. Setelah apel kami, menuju ruang kelas, yang akan kami tempati untuk tidur pada malam harinnya, pikirku sih begitu. Iya, pikirku sih gitu. Lepas itu kami mempersiapkan tempat kelas kami, yang dipersiapkan untuk kami tidur, jadi gini sistemnya. Kami para lelaki kuat, dijadikan satu kelas, sedangkan para wanita di kelas lain, kelas sebelah. Gitu, mungkin alesannya tidak dicampur, mungkin untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Mungkin. Kami, kelompok 5 tentunya, dan yang lain kaget, tiba-tiba kakak kelas, mengatakan bahwa, kertas koran dan solasi yang kami bawa diharapkan untuk menutupi jendela kelas kami, alasannya gue juga ga tahu pada saat itu, yang gue tahu, gue pengen secepat-cepatnya menutupi jendela kelas itu. Setelah selesai, kami bergegas menuju lapangan air mancur yang berada di tengah sekolah. Di absenlah satu persatu kelengkapan kelompok, serta para anggotanya. Kami bermain adu kekompakan, sambung pesan, yang biasa dilakukan oleh anak-anak terutama anak SD. Caranya gampang, orang yang terdepan diharapkan untuk maju kedepan, untuk menerima pesan dari si pembawa pesan. Setelah itu harap, dihafalkan, dan setelah hafal, dibisikin ke anggota kelompok nya satu persatu. Bentar yang ngapaling juga ada jenjang waktunya sendiri lhoo. Sampai pada akhirnya siapa yang cepat ialah yang menjadi juara. Memang bila kita liat dari teorinya sih cukup gampang tapi, dalam praktek nya itu lhoo yang sulit. hahah. Aku sendiri bahagia, selain bisa mendengar dan melihat para kawan-kawanku, tersenyum gembira, aku bisa melihat dari pancaran, wajah si Ani, yang bahagia tertawa lepas. Bahagia sekali rasanya. masih kuingat sampai sekarang, setiap detilnya, matanya, pipinya, mulutnya yang tersenyum manis. hahah. Akhirnya, kami bisa mendapatkan 2 poin di akhir pertandingan. Gue juga masih inget waktu kita, Ani dan gue saling berbisik satu sama lain, seakan-akan kita berdua dah lupa kalo kita itu dulunnya cuman temen biasa yang belum kenal satu sama lain. Dan, masih gue inget juga derap katanya yang memburu lewat telinga gue, yang membisikan kalo kita itu hampir kalah bego. Dan, tapi yang terpenting, sore itu seakan-akan hany milik kita berdua saja. Tiba-tiba kakak kelas yang terkenal galak dan tegas, memberi komando bahwa bagian bahagia dan tertawa telah usai, kini kami diharapkan untuk berbaris, dan mulai berhitung seperti biasanya. Kudapatkan nomor satu, nomor yang sama dengan Ani, permpuan yang gue sukai. Entah ini hanya sebuah kebetulan atau apalah, namun ini memang sungguh terjadi. lucu sekali. Kami digiring menuju lab kimia. Dan disana sudah disiapkan, beberapa meja dan kursi, kami diharapkan untuk berdiskusi. sesuai dengan materi yang harus kita diskusikan. Kudapatkan kertas, bertuliskan " RECRUITMENT" entah apalah ini. Ternyata, kami diharapkan untuk berdiskusi, gimana caranya kita ngerekrut adek kelas, untuk mengikuti, tonti. Terpilihnya aku menjadi juru bicara berasama, levi, wanita, berkerudung, yang dikenal tegas. Maka, tak heran bila ia dipilih untuk mendapingiku, menjadi seorang juru bicara. Kami, mendiskusikan ini dengan baik, akhirnya kami mendapatkan hasil yang cukup sempurna. Setelah waktunya siap, dan memungkinkan, kami siap untuk berpresentasi. Kami berpresentasi, dengan materi yang kami bawakan. Banyak sekali tepuk tangan saat kita berpresentasi, namun yang paling membuatku bahagia adalah, senyum lepas dari si Ani. iya dia. Kami telah berpresentasi, dan kami dipersilahkan untuk duduk, dan meyimak, kelompok lain yang ingin berpresentasi. Kami mendapatkan snack, dan kumulai untuk berbicara sedikit demi sedikit dengan Ani. Jujur, awalnya sih gugup. Sangatlah gugup. Tapi, kucoba untuk bersikap biasa saja. Hah. Waktu sudha menunjukan pukul 6 sore, kami dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan, dan diharapakan untuk, bersiap diri untuk melaksanakan solat maghrib Solat maghrib udah selesaim dan kami diharapkan menuju ruang kimia kembali.

# Jujur, kalo kita jatuh cinta, IQ kita jadi menurun 10%, tapi sebego-begonya kita waktu jatuh cinta, kita harus bisa ngebedain mana antara, kita lagi Jatuh cinta beneran sama cuman penasaran dengan cewek yang kita suka.

Nah, ini adalah saat dimana kami dikumpulkan bersama, dan anehnya saat gue masuk kedalam ruang lab. kimia tersebut, semua kursi yang tadinya tertata rapi, kini telah berubah menjadi suatu lingkaran besar, dan yang bikin aneh. Ada 2 kursi ditengahnya, entah untuk apa kami semua tidak tau. Kami semua tidak ada yang berani duduk ditengah. Yang gue pikirin, ah paling kakak pembina yang bakalan duduk disitu. Lampu diredupkan, dan kakak pembina mulai masuk ruangan kami satu persatu. Baju yang mereka pakai bertuliskan garuda. Yang artinya adalah Garda Rumah Smada, nama tonti kami. Mereka bercerita tentang, berbagai larangan, dan cerita saat mereka bersekolah di SMA ini selama 2 tahun terakhir. " Jadi, gini dek, kami semua bakalan cerita kalo ternyata dulu sekolah kita ini adalah tempat para raja dan permasisurinnya, ya boleh dikatakan kek kerajaan gitu, kalian tau kolam ikan yang ada di kebun belakang sekolah sana ? itu kalo yang bisa "melihat", itu adalah tempat tidur rajanya. Dan kalian tau kelas mipa 2 itu ada lemari yang berbentuk kedalem, nah katane dulu itu ada seseorang, nah kepalanya dipotong, terus dimasukin ke dalam lemari itu, nah kalian juga tau ruang UKS kita, ya gini, katanya disitu ada orang, kalo orang itu murah senyum, jadi kalo kalian sakit, terus dirawat, dan ditinggalin sendirian disana, dan ada yang nenggok ke kamu, terus dia senyum ke kamu, ya bisa jadi dia bukan.... " kata kakak-kakak. Ya gitu deh, jadi ini adalah malam keakraban, kami diceritain semua larangan dan sesuatu hal, karena apa, karena kita bakal 3 tahun disini, dan kita harus mulai akrab dengan sekolah kita. gitu.  Ya gitu deh, yang lain sih pada nyimak dengan baik, gue sendiri malah ketakutan, pengen pipis. Nah, selepas itu, kami diharapkan untuk memakai sapu tangan berwarna hitam, yang telah kami bawa dari rumah kita masing-masing. Dalam keadaan mata tertutup, dan dinginnya suasana malam, kami digiring entah kemana, ke sesuatu tempat antah berantah.  Yang ada malahan suara suara geli yang ngebikin gue ketawa. " Eh, depan gue siapa neh ? belakang gue siapa sih kok tangannya gede amat ? eh jangan jangan depan gua cewek " malam itu bikin gue kegelian sendiri. heheh. nah kami akhirnya sampai kesebuah ruangan. Kami digeret dan diatur posisinya buat duduk, dna belum boleh buat ngebuka tutup mata kami. Akhirnya dengan aba aba, kami membuka tutup kepala kami, satu, dua, tigaaa, buram, cuman itu yang gua liat, gua kucek mata gue sampe normal lagi, ternyata!, kami duduk disebuah kursi yang berjajar rapi, samping kanan kiri kami ada sebuah lilin, dan kami merenung, selama beberapa saat, kami semua menangis, gue ? jangna tanya, gue ga nangis sumpah, gua jantan, tapi, ada saatnya ketika seorang lelaki jantan menitikan air matanya, demi mengenang seorang wanita yang telah membuat ia terlahir didunia ini, ya ibu gue, gue nangis, dan jangan tanya lagi, kalo gue nangis tu gimana, ya palingan kek keledai ngeringkik, gue nangis selama 5 menit, kami diharapkan untuk mengusap air mata kami,